Dalil Bumi itu bulat

Assalamu alaikum wr wb
Faathir 39

Makna Kholaa’ifa = Kholfah2 atau wakil2 atau ganti2 atau saling membelakangi.
di barat dan timur..
di utara dan selatan
Manusia sangat jelas saling membelakangi… antar benua barat dan timur
bukan manusia aja pastinya…kembangkanlah….
Tambahan dari Itmam Aulia : Albaqarah 164

Makna Ikhtilaaf : perbedaan ..(berbeda pada tempat lainnya ,di saat itu juga)…
only 4 muslim this artikel,non muslim susah ngertinya..soalnya

Ada sebuah buku yang sangat bagus dengan judul Matahari Mengelilingi
Bumi, penulis Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf, penerbit
Pustaka Al-Furqan, dalam kesempatan ini akan saya ringkaskan bahwa
Al-Qur'an dan As-Sunnah telah menjelaskan tentang bulatnya bumi, dan
adalah keliru apabila ada yang berpendapat bahwa bulatnya bumi itu
menurut Science! atau ada yang beranggapan bahwa ulama-ulama Islam
tidak menjelaskan masalah bulatnya bumi.

Buku Matahari Mengelilingi Bumii, didalamnya alhamdulillah syarat dengan
bahasan bagaimana Al-Qur'an dan Sunnah mejelaskan Alam semesta ini, mungkin
ada sebagian orang yang menganggap bahwa langit itu hanya batas pandangan
kita, bahkan yang lebih nyeleneh lagi yang menyatakan bahwa langit itu
adalah tujuh lapisan atmosfer bumi. Padahal Alloh Subhanahu wa Ta'ala
berfirman : "Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Alloh telah menciptakan
tujuh langit bertingkat-tingkat? [Nuh [71] : 15]. Juga firmanNya : "Dan Kami
bangun di atas kamu tujuh langit yang kokoh" [An-Naba [78] : 12]. Dengan
demikian Langit adalah makhluk yang mempunyai fisik tertentu yang
diciptakan oleh Alla Ta'ala, dan hal ini diperjelas dengan hadits Isra' dan
mi'raj Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Dan berbagai bahasan lainnya yang sangat menarik termasuk yang
tertulis di sampul buku yaitu "Matahri Mengelilingi Bumi Sebuah
Kepastian Al-Qur'an dan As-Sunnah serta kesepakatan ulama".

Jika kesulitan mencari buku tersebut, coba antum hubungi Redaksi Majalah
Al-Furqon 08123203083, 081331679539

Dan dibawah ini akan saya salinkan secara ringkas penjelasan Bumi dan Langit
Bulat, dan untuk lebih lengkapnya pembahasan silakan untuk membaca dan
membeli buku tersebut.

BUMI BULAT

Ketahuilah wahai saudaraku seiman, bahwa bumi yang kita tempati ini
berbentuk bulat menurut kesepakatan para ulama. Hal ini mereka nyatakan
jauh-jauh hari sebelum para ilmuwan barat menyatakan hal ini.

Berkata Imam Ibnu Hazm dalam Al-Fishal fil Milal wan Nihal (2/97) : “Pasal
penjelasan tentang bulatnya bumi. Tidak ada satupun dari ulama kaum muslimin
–semoga Alloh meridlai mereka- yang mengingkari bahwa bumi itu bulat, dan
tidak dijumpai bantahan atau satu kalimat pun dari salah seorang dari
mereka, bahkan al-Qur’an dan as-Sunnah telah menguatkan tentang bulatnya
bumi”.

Hal senada pernah dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dengan menukil
perkataan Imam Abul Husain Ahmad bin Ja’far bin Munadi –salah seorang ulama
Hanabillah yang sangat masyhur di zamannya- berkata : “Demikianlah juga para
ulama sepakat bahwasanya bumi dengann segala gerakannya, baik di darat
maupun di laut itu bulat” [Lihat Majmu Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
25/159]

Dan Syaikhul Islam pun menukil adanya ijma para ulama mengenai hal ini dari
Imam Ibnu Hazm dan Abul Faraj Ibnul Jauzi. [Lihat Majmu Fatawa 6/586]

Adapun dalil yang menyatakan bahwa bumi itu bulat di antaranya adalah firman
Alloh.

“Artinya : Dia memutarkan malam atas siang dan memutarkan siang atas malam”
[Az-Zumar [39] : 5]

Sisi pengambilan dalilnya sangat jelas, bahwa lafadh “takwir” berarti
berputar, diambil dari kata “kuwwirat al-‘imamah” yang artinya memutar ikat
kepada. Dan kalau memang siang dan malam selalu berputar maka sangat jelas
menunjukkan bahwa bumi itu adalah bulat.

Juga banyak sekali dalil aqli dan hissi (dalil yang bisa kita saksikan
langsung dengan pancaindera kita) yang menunjukkan bahwa bumi itu bulat. Di
antaranya ialah.

[1]. Berlayarlah kea rah barat atau timur terus meneru, maka suatu ketika
nanti engkau akan sampai di tempat semua saat berangkat.
[2]. Jika engkau sekarang di Indonesia berada pada jam empat dini hari,
teleponlah saudaramu yang berada di Arab Saudi dan tanyakan jam berapa di
sana ; pasti dia akan menjawab bahwa dia Arab Saudi jam 12 malam. Juga
teleponlah saudaramu atau temanmu yang berada di Amerika pasti dia akan
mengatakan di sana saat itu pada ham empat sore. Seandainya bumi itu datar,
maka mungkinkah itu terjadi?
[3]. Pergilah ke tepi laut, lihatlah kapal yang pergi berlayar meninggalkan
tepi pelabuhan, maka akan engkau saksikan bahwa dia semakin lama semakin
turun dan akhirnya yang kelihatan hanya bagian atasnya saja lalu beberapa
saat kemudian hilang. Seandainya bumi ini datar maka seharusnya kapal
tersebut semakin lama semakin mengecil lalu akhirnya hilang di kejauhan.
[4]. Yang lebih mudah dari semua yang diatas, lihatlah ke arah langit,
lihatlah awan yang berada di arah ufuk, maka akan engkau lihat bahwa awan
itu seakan-akan muncul dari bumi, padahal dipastikan bahwa awan yang kita
lihat muncul dari bumi dan seakan-akan menempel dengan bumi itu adalah
setinggi awan yang berada di atas kita, bukankah itu bukti nyata bahwa bumi
dan lngit itu bulat? {Lihat Matahari Mengelilingi Bumi Bantahan terhadap
Barat Kafir oleh Surkan Hj Saniman, Pustaka Mujaddid Kuala Lumpur hal.
67-68]

Berkata Imam Ibnu Hazm : “Kita katakan kepada orang yang tidak memahami
masalah ini : “ Bukankah Alloh mewajikan kepada kita untuk shalat Dzuhur
apabila matahari telah bergeser ke arah barat (zawal)? Pasti dia akan
menjawab : ‘Ya’. Lalu tanyakan kepadanya tentang makna bergesernya matahari
ke arah barat, pasti jawabannya adalah bahwa matahari telah berpindah dari
tempat pertengahan jarak antara waktu terbitnya dengan waktu tenggelamnya,
dan ini terjadi di semua waktu dan semua tempat. Maka orang yang mengatakan
bahwa bumi itu datar dan tidak bulat dia hrus mengatakan bahwa orang yang
tinggal di daerah bumi paling timur harus shalat Dhuhur saat matahari
barusan terbit, juga orang yang tinggal di daerah paling barat tidak
menjalankan shalat Dhuhur kecuali di pengunjung siang dan ini adalah sesuatu
yang sudah keluar dari ketetapan syari’at Islam” [Lihat Al-Fishal 2/87
dengan diringkas)

Adapun firman Alloh.

“Artinya : Dan bumi bagaimana dihamparkan?” {Al-Ghasyiyah [88] : 20]

Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa bumi itu datar, karena sebuah
benda yang bulat kalau semakin besar, maka akan semakin tidak kelihatan
bulatnya dan akan nampak seperti datar. [Lihat Hidayatul Hairan Fi
Mas’alatid Daurah oleh Syaikh Abdul karim Al-Humaid hal. 56]

Berkata Syaikh Bin Baz : Keberadaan bumi itu bulat tidak bertentangan dengan
bahwa permukaan bumi itu datar yang layak untuk dijadikan tempat tinggal,
sebagaimana firman Allah Ta’ala.

“Artinya : Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan” [Al-Baqarah [2] ;
22]

Juga firmanNya.

“Artinya : Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan
gunung-gunung sebagai pasak?” [An-Naba [78] : 6-7]

“Artinya : Dan bumi bagaimana dihamparkan ?” [Al-Ghasyiyah [88] : 20]

Kesimpulannya, bumi itu bentuknya bulat namun permukaannya datar agar bisa
dijadikan tempat tinggal dan dimanfaatkan oleh manusia. Dan saya tidak
menemukan dalil naqli dan hissi yang menentang masalah ini” [Lihat Al-Adilah
An-Naqliyah wal Hissiyah oleh Syaikh Ibnu Baz hal. 103]

LANGIT PUN BULAT
Adapun mengenai keberadaan bahwa langit itu bulat, maka ini pun sesuatu yang
telah disepakati oleh para ulama Islam. Berkata Imam Ibnu Katsir : “Imam
Ibnu Hazm, Ibnul Munadi dan Ibnu Jauzi serta para ulama lainnya telah
menukil adanya ijma’ bahwa langit itu bulat” [Lihat Al-bidayah wan Nihayah
1/69 tahqiq DR Abdullah At-Turki, lihat juga Al-Fishal 1/97-100]

Dan ini pula yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : Telah kami
jelaskan bahwa langit itu bulat menurut para ulama dari kalangan sahabat dan
tabi’ain, bahkan tidak hanya satu orang ulama yang mana mereka adalah orang
paling mengetahui tentang riwayat menyatakan bahwa langit itu bulat, seperti
Abul Husain bin Munadi, Ibnu Hazm dan Ibnul Jauzi” [Majmu Fatawa 25/195]

Dalil mengenai masalah ini sangat banyak, di antaranya adalah firman Alloh

“Artinya : Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun
tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”
[Yasin [36] : 40]

Berkata Hasan Al-Bashri bahwa maksudnya adalah berputar, berkata Ibnu Abbas
: “Berputar pada falak seperti falkah mighzal” Falkah mighzal adalah kayu
berbentuk bulat yang digunakan untuk menenun kain.

Juga firman Allaoh.

“Artinya : Dan Kami jadikan langit itu sebagai atap yang terjaga” [Al-Anbiya
: [21] : 32]

Keberadaan langit sebagai atap bumi, sedangkan bumi itu bulat maka langit
pun bulat.

Berkata Syaikhul Islam ibnu Taimiyah : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam mengkhabarkan bhawa Arsy itu seperti kubah, dan ini adalah sebuay
isyarat bahwa langit itu bulat".

Kemudian setelah ini, pahamilah wahai saudaraku, bahwa bumi kita ini adalah
pusat alam semesta. Dia berada persis di tengah-tengah lingkaran langit.
Hal ini adalah sesuatu yang disepakati oleh para ulama sebagaimana dinukil
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam beberapa tempat dalam Majmu Fatawa
beliau. Beliau berkata : "Bahwasanya bumi terletak di tengah bulatan langit.
Yang menunjukkan hal ini adalah bahwasanya semua benda langit itu terlihat
dari bumi di segala penjuru langit dalam jarak yang sama, ini semua
menunjukkan bahwa jauhnya antara bumi dan langit itu sama dari segala sisi,
dan ini dengan tegas menunjukkan bahwa bumi itu terletak persis di
tengah-tengah" [Lihat Majmu Fatawa 25/195]

[Disalin secara ringkas dari buku Matahari Mengelilingi Bumi Sebuah
Kepastian Al-Qur'an dan As-Sunnah Serta Bantahan Terhadap Teori Bumi
Mengelilingi Matahri, hal. 77-87 penulis Ahmad Sabiq bin AbdulLathif Abu
Yusuf, Penerbit Pustaka Al-Furqon Gresik]

Wassalam..

Komentar

Postingan Populer